Symplexcamp's Corporation

Persembahan Hati Dari Jiwa Seorang Petualang

Pendakian Double Pertamaku 2 S (Sindoro-Sumbing) 12-16 Agustus 2008 (expedisi Arismaduta Sumbing) part 2

Lanjutan Expedisi 2S Arismaduta (Part 1)

15 Agustus (Sumbing)

#Jam 05.30 qt bertiga terbangun karena alarm yang diset namun seting alarm sebenernya jam 4.30 tapi entah mengapa mungkin badan masih kecapekan hingga akhirnya saat alarm berbunyi hanay kita matikan. Aku yang bangun paling terakhir, itupun karena perut terasa sakit dan harus lakukan ritual alami yaitu kebelakang.

#Jam 6.00 segera mungkin paking, bersih2, dan ada yang tertinggal yaitu oleh2 stiker buat AR. Karena badanku masih pegal linu akhirnya aq pijet2 an ma igun seperti tadi malem, main gapit sikil, tarik, grepyek dll.

#Jam 6.50 Qt pamitan ma anak2 solo dan sempat foto2, dan qt turun ke jalan raya. Sempat debat juga masalah ke sumbingnya jalan pa naek bis. Aq memilih naek bis dan fajri ma gun milih jalan kaki. Akhirnya dengan pembelaanku “wis ngene wae mlaku yen ono bis numpak wae mengko urusanku petung mbayare”. Dan segera berangkat menuju jalan raya Magelang-Wonosobo.

Baru melangkah 5 meter ada bis dan akhirnya naeklah qt ke barat menuju basecamp garung. Jalanya menurun dan lewat gapuro perbatasan wonosobo dan baratnya nyampeklah di garung. Aku beri aja 3000 buat 3 orang dan bis nya ga komplain kok. Ternyata cukup 10 menit ga nyampai tuk turun dengan bus. Padahal berdasar cerita anak solo klo jalan ya sekitar 2 jam 15 menitan lah. Ternyata aq bisa menghemat tenagaku dan juga waktu.

#Jam 7.10 nyampailah qt di depan BRI garung, di sisi jalan ada tulisan Pos pendakian Garung 0,5 km. Sebenernya rencananya mau makan di warung belakang balai desa garung, tapi krena kepagian terlihat warungnya masih tutup, kata orang2 sih murah. Ya akhirnya qt mulai berjalan kaki, lumayan lah sambil menikmati udara pagi, jalannya seperti di sindoro dr base camp ke pos bayangan yaitu batu yang ditata rapi namun ya lumayan naik terus, lebih berat dari pada di sindoro. Mungkin karena kaki dah biasa jalan jadinya dah punya ritme sendiri.

Selang 500 meter nyampailah qt di pos pendakian di kiri jalan. Eh mau masuk ternyata ada bapak di luar bilang “pos pendakian diganti di ujung perempatan desa mas” Karena ga percaya ya tak baca di depannya ada tulisan “ mohon maaf untuk sementara basecamp pindah ke stick pala ujung pertigaan desa”. Ya mau gak mau akhirnya jalan kaki lagi 500 meter. Dalam perjalanan pun berpapasan dengan anak kecil asli penduduk lokal yang berangkat sekolah, waduh ternyata mereka gesit2 jalannya aq aja kalah telak. Motor2 yang dinaiki buat mengangut rumput maupun tembakau pun terlihat dimodifikasi, bannya dikasih rantai motor. Wow…motornya pun kayak motor trail suaranya….dan tarikannya dibuat kenceng banget….ngenggggg…..trot…ngeng….

#Jam 7.35 Nyampailah qt di basecamp stick pala ya lumayan luas lah. Qt pun ketemu ma mas penjaganya, kenalan tapi sayangnya lupa deh ma namaya. Wkwk. Maklum konsentrasi terpecah karena dekat ada warung makan. Registrasi nya juga lumayan lah 2000 buat 1 orang, biaya air bersih 1000 dan peta 2000 sehingga habisnya 11 ribu. Setelah basa basi dengan mas nya kembali ke topik awal yaitu menanyakan kondisi alam sumbing. Saat nanya jalur sama masnya di beritahu lewat jalur lama saja, padahal aq pengenya lewat jalur baru karena ada pos2 nya. Tp mau gimana lagi untuk sementara jalur baru ditutup alasanya jalurnya berat dan banyak percabangan nya. Dari pada resiko ya manut aja ma yang dah pengalaman jaga sumbing. Tapi ada yang kurang di jalur lama ga bakalan nemuin yang namanya pos, itungannya hanya KM nya dan totalnya 7 km dari jalan raya temanggung wonosobo. Jadi sampai basecamp stik pala qt dah nyicil 0,5 KM an. Lumayan….

Habis urusan data mendata kelar qt pun pesan makanan menunya seperti biasa telur sayur tahu ma sayur buncis. Lumayan lah menu tersebut dihargai 18 ribu ma teh anget untuk bertiga. Habis makan persiapan akhir dimulai, ngisi jerigen dan aq pun sempat nabung di basecamp sebelum berangkat dan kamar mandinya lumayan bersih daripada di sindoro, airnya pun mudah diambil, ya ngeliat air kamar mandinya terlihat ada endapan lumpur mungkin asli dari sungai yang dialirkan lewat pipa2.Aq pun nyempatin gosok gigi cos uwd lama gigi rasanya kok ngilu banget.

Karena pengalaman sindoro maka barang yang gak telalu penting dititipin termasuk gas sisa dan beras. Begitu juga baju kotorku tak titipin. Akhirnya ya lumayan efektif.

#Jam 9.30 karena sudah final maka tim sumbing berangkat, pas berangkat pun qt pamitan. Dari basecamp stick pala qt jalan lurus, katanya masnya lurus mentok kiri lalu kekanan. Wah bingung juga, eh ada seorang ibu2 yang bilang ke kiri terus naek mas, eh ternyata qt salah ambil jalan dan ibuk nya manggil2 “mas situ lho jalannya nembus belakang rumah biar cepet gak muter.” Dan perjalanan pun dimulai, jalan yang dilewati sisi kiri kita ladang tembakau dan beberapa pohon pinus dan kol, jalan nya tanah lempung yang agak kebasahan terkena embun.

Banyak penduduk yang berladang, eh tiba2 ada 3 orang bapak yang nyusul dengan bawaan yang lumayan berat “monggo mas”, waduh ternyata mereka kuat banget, ditinggal ambil napas bentar dah hilang padahal bawaannya berat. Jauh juga perjalnannya, setelah jalan 500 meter barulah terlihat gubung2 kecil di kiri kanan kita dengan pemandangan ladang tembakau semua. 45 menit berjalan tibalah di perempatan yang jalannya lebih besar dan bisa dilewati motor. Ada peninjuk arah nya kekanan mengikuti jalan besar itu.

Jalanya lumayan berat juga, tetapi ada sap2 buat memudahkan jalan. Ditengah jalan setapak hanya buat motor yang tanahnya bersebu, sedangkan kiri kanan dibuat sap/ anak tangga buat yang jalan kaki. Selang berjalan 2,5 jam nyampailah qt di perbatasan ladang dengan hutan. Udara yang sejuk masih dirasakan walau matahari tepat dikepala qt. Karena hari ini hari jumat akhirnya qt putuskan berhenti dulu sampai sholat jumat selesai. Qt mendengarkan ceramah yang remang2 terdengar sambil leyeh2. Tempat nyantai2 ini merupakan batas ladang penduduk dengan hutan dan mungkin ada di KM 3 nan. Walau masih jalan 2 KM tetep saja jauh, maklum hitungan KM tuh patokan perhutani men, jadi mungkin aja aslinya uwd jalan 4 km lebih karena jalannya berkelok2, jarang deh ada bonus. Dari sini jika melihat di sisi seberang sungai/ jurang di sebelah barat nantinya akan terlihat pos 1 jalur baru.

#Jam 12.45. Qt berangkat lagi dan qt dibingungkan jalan karena tempat qt leyeh2 tadi merupakan pertigaan. Panahnya sih lurus (tapi seharusnya kekiri hal ini diketahui setelah baliknya mungkin pas berangkat qt diusili orang2 yang gak bertanggung jawab). Perlu diketahui klo kekiri jalanya berdebu, kayak ke ladang gt pa lagi jejak2nya sepatu bot bukan sendal gunung sehingga kita milih jalur lurus lewat jalur air. Karena pas qt cek penunjuk jalan menuju puncak lurus ya uwd qt ikuti saja jalur itu. Kaget juga sih jalurnya lumayan menanjak seperti jalur pos 2 ke 3 di sindoro ternyata kerena salah jalur tersebut jadinya jalurnya bener2 nanjak. Padahal lho jalur seharusnya ada di kiri kita tapi karena berada di jalur sungai yang dalamnya sekitar 2-4 meter jadinya jalur yang seharusnya gak terlihat.

Jalan lama banget sekitar 2 jam an tapi makin lama kok jalur nya semakin kecil dan gak jelas, gak ada bekas jejak, gak ada bekas makanan dah begitu penunjuk arahpun gak ada. Ya udah akhirnya potong kompas merangkak ke kiri dan ketemulah jalur yang seharusnya tapi ketika lewat jalur itu gak terlalu yakin cos jalurnya berdebu banget, dan diaturlah jarak antara aq ma igun dan ma fajri.

Ketidak yakinan itu karena jalur tersebut berdebu dan juga banyak jejak sepatu boot, tapi dengan kesabaran kita bertiga ikuti terus jejak kaki tersebut dan akhirnya baru yakin setelah ketemu penunjuk arah lagi. Jalan pun makin berdebu dan tambah parah, akhirnya diputuskan lewat jalan sungai lagi yang lumayan berat juga, sudut kemiringannya pun dah lumayan 45-60 derajat namun tetap melihat kondisi dan arah jalan utama yang berdebu tadi dengan kata lain kita ikuti jalur utama dan alhamdulih akhirnya nyampailah di pencit engkrak sekitar KM 3,5 dibawah Genus.

#Jam 14.30 Saat melihat jam sekitar jam segituan. Berhenti sebentar karena mulut kering untuk sekedar minum di pencit engkrak, gigi pun penuh dengan tanah. Setelah itu jalan dilanjutkan. Jalan yang berdebu pun berubah menjadi tanah yang basah karena tanaman disekitar ini mulai lebat dengan jenis tanaman perdu semisal arbei. Jalan di sekitar ini relatif bonus karena selain tertutup juga gak berdebu. Jalan sekitar 15 menit di sisi kiri tertulis Genus, berarti kita bertiga sudah di KM 4, tinggal 3 KM menanti di puncak, setengah perjalanan dah terlewati juga. Jalan yang dialui gak sulit dan banyak bonus, nelewati gua tanaman sejenis bambu. Daerah ini banyak bambu2 yang berwarna kuning kecil2. Semangat 45 karena sudah separuh perjalanan dan dengan melihat peta didepan kita nantinya ada percabangan 3 yang akan menyatu. Bingung juga mau milih yang mana, cos klo ngeliat jalur peta dari basecamp ada kemungkinan jalur tengah merupakan jalur terpendek, namun resikonya ya mungkin bakalan menanjak banget. Setelah rapat diputuskan mengambil jalur tengah yang lumayan jelas jalurnya. Jalur sebelah kiri terlihat jelas juga namun melihat jakur yang memutari bukit ya diambilah jalur tengah.

#Jam 15.15. Nyampailah di percabangan dan terdengar suara anak2 turun dengan berlari, akhirnya ditunggulah sampai mereka turun sambil recovery fisik cos terlihat jalur yang bakalan kita lewati berdebu dan menanjak abis dengan melihat rombongan tersebut pakai masker maupun menutup hidung dengan bandana dan napas ngos2an. Ternyata mereka rombongan sukabumi yang kemaren ketemu di atas pos 3 sindoro. Qt sempat ngobrol banyak dan nanya2 enaknya base camp dimana. Mereka nyaranin basecamp di watu kotak aja (padahal lho mereka hanya basecamp di KM 5 sedelupak roto tapi makasih infonya..hehe2).

Rombongan ini bilang klo ada 2 orang yang naek dan kemungkinan nginap di watu kotak. Memang sih dari basecamp stik pala pagi ini qt rombongan yang ke 2 naek sumbing pagi ini, terpaut 2 jam an ma 2 orang tadi, klo ga salah sih dari brebes.

#Jam 15.30 Qta pamitan ma anak indramayu tadi dan lanjutin, bener deh apa perkiraan ku, jalan tengah bakalan sulit, jalanya pasir tanah lempung dengan sudut 60-80 derajat. Sulit banget lalui jalan ini, tenagapun terkuras habis, sebentar2 break,minum air jalan…jatuh…jalan lagi…wah jan menyiksa banget….lebih sulit dari perkiraan ku pa lagi jarang sekali ada pegangan dan terpaksa jaga jarak. Pohon yang banyak adalah tanaman lamtoro dan arbei, klopun buat pegangan tangan bakalan lecet2 kena duri arbei.wkwkw. Jalannya pun naik dan terus naik….tanpa ampun.

#Jam 16.15 Akhirnya qt nyampai sedelupak roto KM 5, tempat ini sangat lapang untuk berkemah, lokasinya terlindung dari angin dan cukup buat mendirikan beberapa tenda. Kamipun melanjutkan perjalanan dan didepan adalah hamparan padang rumput kering….naik dan terus naik. Tak ubahnya jalur setelah genus jalur nya tetep berpasir bahkan tetap saja susah naiknya, sayang setelah sedelupak roto pohon2 terbakar habis, mungkin bekas kebakaran tahun kemarin yang sekarang hanya tinggal akar saja dan mati. Hanya tumbuhan rumput yang tumbuh subur,untuk mempermudah jalan maka digunakan pijakan pada akar kayu sisa kebakaran atu pun potong kompas lewat jalur rumput disisi kiri atau kananya. Kemiringannya juga terjal 40-70 derajat dengan melewati 2-3 bukit yang disebut turunan dowo saat turun nanti. Jauh juga sih perjalanannya ya sekitar 30 menitan akhirnya sampailah di titik pertemuan jalur lama dengan jalur baru di bawah pasar setan. Ketinggiannya sekitar 2400 mdpl.

#Jam 17.00 Karena melihat waktu yang dah hampir magrib dan tepat atas kita pasar setan akhirnya qt sepakat bersama mendirikan tenda di titik pertemuan ini. Resiko angin memang besar, tapi melihat jarak watu kotak yang masih jauh daripada kemalaman takut nantinya malah ga nyampai ya uwd akhirnya keputusan bikin tenda ditempat yang luas.Kata orang2 yang ndaki ketika lawat atau dekat pasar setan gak boleh ngomel2 dll, selain itu jalur atas pasar setan nantinya bakalan mlipir jurang yang dalam, ya Cuma 1 km lagi sih nyampai watu kotak tapi klo jalan malem resiko ya uwd basecamp lah jalan yang bagus juga buat recovery. Mungkin terlalu sore sih buat basecamp.

Tenda pun didirikan dan sambil melihat dan memfoto sunset di sore yang nampak berwarna orange ,apalagi di sisi timur laut terbentang gunung sindoro yang kemarin kita daki, dibalik sindoro pegunungan dieng yang memanjang juga terlihat perkampungan yang kecil bagi semit diatas hamparan karpet tembakau. Alhamdulih allah menciptakan berbagai keindahan. Foto2 narsis pun dimulai lagi.

#Jam 17.45 Tenda selesai didirikan dan tugas masing2 di jalankan, fajri ma aq kebagian masak dan igun kebagian menata ruang tidur yang nyaman. Dari tempat tenda kita puncak udah terlihat, puncak sumbing memanjang. Dengan melihat lansung pun kita bisa menebak puncak dah deket hanya kurang lebih menylusuri 1 punggungan (pasar setan-pasar watu) dan 2 bukit pasar watu sampai watu kotak dan watu kotak – tanjakan tanah putih barulah dari tanah putih ke puncak bener2 vertikal limit. Masakan malam ini adalah mie, nasi, pecel sawi, kering tempe dan rempeyek. Huh makanan yang elit baget dan dari sini makanan rencana pesta pora krena mungkin besuk langsung naik kemudian turun mungkin tanpa bsecamp lagi.. Tapi sebelum bikin makanan qt buat energen.

Nasi yang aq bikin pun salah takaran karena salah persepsi, air yang seharusnya buat energen eh malah buat nasi ya uwd akhirnya malam ini makan bubur pecel mi. wakaka.

Dari balik punggungan pasar setan munculah sesosok benda yang berwarna terang, astagfirulah padahal lho matahari belum sepenuhnya tenggelam langitpun masih terang….itulah sosok bulan purnama yang cantik…huh sungguh indah, pemandangan kali ini. Yang sebelumnya sunset berubah jadi terbitnya bulan dari sisi timur sungguh indah menyinari punggungan gunung. Tumbuhan pun serupa dengan tivi hitam putih….saat diterangi cahaya bulan. Begitu romantisnya jika malam ini ditemani temen2 yang cewek, tapi sayang tim ini hanya lontong semua.

Entah sehabis makan itu kitapun cuma sempat membersihkan piring dan segera tidur, mungkin perkiraanku masih sekitar jam 20.00, dari luar yang terdengar hanya gemuruh angin yang menerpa tenda kami dan sempat menggoyahkan tenda yang rapuh itu. Tapi kita pun tertidur karena kelelahan.

16 Agustus 2008

#Jam 4.45 pagi kita terbangun karena alarm, kali ini kita cm mematikan alarm 1 x sehingga jam 5 an kita sudah melek dengan semangat,mungkin karena istirahatnya cukup. Ya seperti sebelumnya saat aku lihat posisi fajri selalu di pojokkan, dan kejepit ma igun. Karena aku berada paling dekat dengan pintu akupun segera keluar dan menikmati udara pagi hari gunung sumbing yang dingin.

#Jam 5.45 kita pun memulai memasak sambil menunggu kitapun poto narsis lagi ditemani sunrise, namun sayang sekali sunrise di pasar setan ini gak terlalu bagus karena posisinya di sebuah punggungan, sehingga tertutup punggungan lain. Namun pemandangan gunung sindoro yang sudah di daki kemarin malah sungguh memikat karena diterangi cahaya sunrise, kita pun akhirnya makan dengan lahap.

#Jam 7.00 kta pun segera paking kembali dan menyembunyikan sebagian air kita di sekitar pasar setan agar beban terasa ringan. Lumayan lah beban 4 liter air di punggungku dah lenyap.

#Jam 8.00 kita pun segera berangkat naik melewati pasar setan dan pasar watu. Di sekitar ini tanjakan cukup tinggi butuh banyak tenaga walau gak panjang tanjakan namun tenaga cukup terkuras.

#Jam 8.45 kitapun sampai di pasar watu disinilah bayak susunan batu yang tersusun bagus, banyak patahan batu yang membentuk undag2an. Dari pasar watu kita belok kekiri melewati tepian jurang, jalannya cukup sempit dengan kiri adalah jurang. Ada sedikit turunan namun disini tanjakan juga menanti

#Jam 9.30 Kita pun akhirnya sampai watu kotak. Pemandangan di sinilah yang paling bagus karena kita sudah hampir menyamai ketinggian gunung sundoro yang kemarin kita daki diteman i pegunungan dieng dibelakangnya. Cukup lama kita recoveri tenaga ya sekitar 2 batang rokok lah tapi ini rokok kretek lho jadi sekitar 30 menit lah.

#Jam 10.00 perjalanan kita lanjutkan dan disini jalan mulai bercabang tidak karuan tapi sebenernya bakalan bergabung jadi satu, yang kanan merupakan tipe naik bebatuan yang besar, tengah bebetauan sedang dan yang kiri bebatuan se kepala juga ditemani rumput ilalang yang cukup gatal jika kena kulit selain itu jalur kiri merupakan jalur yang banyak pilihan.

#Jam 11.05 kita sampai ke KM 8 yaitu tanah putih, disini sebenernya bukan pos karena medanya yang miring namun ini merupakan tanda bahagia karena kurang satu punggungan mungkin kita bakalan sampai. Batuan disini sepertinya dari gamping karena warnanya putih kemerah2an namun anggapan saya itu adalah sulfur yang tua karena saat terhirup aromanya belerang. Untuk sekitar sini tanaman eidelweis juga sudah banyak sekali dislingi lamtoro.

#jam 11.40 an akhirnya kita sampai di puncak dan foto2 narsis ria. Ya kita sangat bersyukur akhirnya kita selamat. Pemandangan disini sangat bagus karena kawahnya lebar sekali berbeda dengan sindoro. Juga didalam kawah ada makam,namun saya dan kawan2 tidak turun karena mengejar waktu malam ini harus sudah sampai basecamp. Cukup lama juga kita menikmati pemandangan indah ini selain langit bersahabat juga pemandangan indahlah yang buat kita betah. Kawah sumbing cukup luas sekali selain itu dasar kawah yang bekas aliran sulfur terbawa air mengendap di satu sisi aja, ya boleh dibilang mirip sindoro tapi lebih luas ini sekitar 10 kali nya sindoro kawahnya

#Jam 14.00 kita oun bergegas turun dan tidak lupa makan roti, sampai di pasar etan kita mengambil air dan sampai pos basecamp sekitar jam 19.00. Di tengah perjalanan kita ketemu banyak pendaki yang mau merayakan agustusan di puncak sumbing, tetapi justru saya sudah turun kebawah.

#Jam 19.00 setelah perjalanan cukup melelahkan kitapun bakalan makan dan menu kali ini tetep menu standar warung nai telur hehehe. Dan tidak lupa krupuk menu wajib kita.Sambil bersendau gurau sama anak2 lain dibasecamp yang kocak2 habis.

#Jam 22.00 kita pun terlelap dalam kumpulan para pendaki yang bakalan naik nanti malam.

17 Agustus 2008

#Jam 6 an kita baru bangun dan kita pun bersih2 sekaligus makan pagi. Cukup sudah istirahat dan akupun mandi setelah 5 hari tidak mandi. Ya air nya sangat dingin.

#Jam 7.45 kitapun bergegas turun dan segera naik bis dan akupun terlelap tidur setelah membayar bis. Mungkin karena kecapekan semua. dan sampai ke kos ku symplexcamp corporation sekitar jam 12 siang. cukup memelahkan perjalanan ini.

Trimakasih :

  • tak aku lupa kepada Allah sang pencipta keindahan
  • Ortuku yang gak menghubungiku pas saat itu (melarikan diri dari tugas TA yang menjemukan)
  • Fajri yang sabar menghadapi mata rantai yang terlemah
  • Gunanda yang juga sabar memberi semangat
  • sangguru solo yang juga saling canda tawanya
  • tim lain jakarta, malang, jember dll
  • thanks to all

Baca Catper sebelumnya

27 Juli 2009 - Posted by | Catatan perjalanan, pecinta alam, Uncategorized

15 Komentar »

  1. jadi pengen ndaki lg ke 2S fer, mntabs alhamdulillah didukung cuaca yg cukup cerah, bnr2 kenikmatan yg susah untuk diungkapkan 🙂

    Komentar oleh fajri | 27 Juli 2009 | Balas

  2. Mantab….
    Salam………….:wink:

    Komentar oleh indra1082 | 27 Juli 2009 | Balas

  3. maaf,
    (nyela ceritanya)
    nitip pesen buat semuanya; ikutan vote di sini: Jadikan Pulau Komodo Sebagai 7 Keajaiban Dunia Jangan sampai kita kehilangan ‘Borobudur’ lagi! (he.. he..)

    Komentar oleh alamendah | 27 Juli 2009 | Balas

    • monggo mas ali munir…kulo sampun vote yang lain monggo di vote “jadikan pulau komodo sebagai 7 keajaiban dunia”

      Komentar oleh Ferry Ogi Setiawan | 28 Juli 2009 | Balas

  4. […] ke bacaan selanjutnya Part 2 (Expedisi Arismaduta […]

    Ping balik oleh Pendakian Double Pertamaku 2 S (Sindoro-Sumbing) 12-16 Agustus 2008 (expedisi Arismaduta Sindoro) part 1 « Symplexcamp's Corporation | 28 Juli 2009 | Balas

  5. nerusin baca yang kemarin….
    (terbiasa kredit…..)

    Komentar oleh alamendah | 29 Juli 2009 | Balas

    • ada bungane mas hehehehehe

      Komentar oleh Ferry Ogi Setiawan | 30 Juli 2009 | Balas

      • nih bunganya…
        kunjungan gratis (wkwkwkwkw)

        Komentar oleh alamendah | 1 Agustus 2009

  6. waw waw waw..
    seru kayanya.. 🙂 pengen ngedaki juga.. 🙂 tapi takuut.. salam kenal dari Ira di bogor.. 🙂

    Komentar oleh Ira | 3 Agustus 2009 | Balas

  7. Bagus mas viewnya kesana ahhhhhhhhhhhh

    Komentar oleh Jiwa petualang | 13 Agustus 2009 | Balas

  8. Terima kasih. Infonya lengkap.

    Komentar oleh sandra | 8 September 2009 | Balas


Tinggalkan Balasan ke alamendah Batalkan balasan